Wednesday, September 9, 2020

DESKRIPSI DIRI PEKSOS PKH : Anak Putus Sekolah

 

A.        Deskripsi kasus : Anak Putus Sekolah

 

1.      Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai Pendamping PKH.  Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:

a.      Apa masalahnya

b.      Kapan dan dimana masalah itu terjadi

c.       Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan

d.      Mengapa masalah itu terjadi

Penanganan Kasus/permasalahan  Anak Putus Sekolah yang ditangani oleh saya sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial pendamping PKH di Dusun Buntalan tahun 2018

Klien EW berusia 14  tahun adalah seorang yang mengalami permasalahan  Anak Putus Sekolah Permasalahan yang dialami oleh klien EW yaitu  dia tidak mau melanjutkan sekolah dikarenakan kurangnya kesadaran EW untuk melanjutkan sekolah dan mendapatkan ilmu.     Permasalahan ini sudah berlangsung selama 1 tahun

Kasus/Permasalahan yang dialami klien EW awalnya terjadi pada saat  dia menginjak kelas VII dimana lingkungan pertemanan dia sebagian besar adalah Anak Jalanan (ANJAL) hal ini yang mempengaruhi dia tidak mau melanjutkan sekolah dan berlangsung selama 1 tahun. Permasalahan ini terjadi di dusun Buntalan Desa Kedawung Wetan Kecamatan Grati suatu daerah yang mayoritas penduduknya  bermata pencaharian serabutan (kuli bangunan) yang rata-rata memiliki  penghasilan serta SDM rendah.

Dalam penanganan permasalahaan/kasus klien EW ini, pihak-pihak yang terlibat yaitu SPV PKH, Pendamping PKH serta Orang Tua peran-peran yang ditampilkan oleh pihak pihak terkait yaitu SPV (sebagai tempat rujukan pendamping PKH dalam menangani kasus Klien EW), Pendamping PKH (Sebagai  Pelaksana bimbingan bagi klien EW) Orang Tua (sebagai penerus atau motivasi yang telah di berikan pendamping pada Klien EW di dalam rumah)

Latar belakang permasalahan/kasus ini terjadi disebabkan oleh kurangnya kesadaran Klien EW akan pentingnya pendidikan serta lingkungan pertemanan EW yag merupaka anak jalanan dan watak EW yang keras membuat orang tua menyerah untuk mendidik anaknya

 2.      Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a.      Pendekatanan awal yang dilakukan

Pendekatan awal adalah suatu proses kegiatan penjajagan awal, koordinasi dengan pihak terkait yaitu Orang tua, Anak, Sekolah yang dulu, sosialisasi pelayanan Sosial, identifikasi calon klien EW,  serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan. Yang dilakukan oleh saya berupa pendekatan secara persuasif dimulai dengan home visit atau beratatap muka dengan EW agar pendamping bisa memberikan masukan arahan pemberdayaan yang baik agar EW Tidak lagi mengikuti teman teman yang tidak bersekolah, memberikan gambaran dan berbagai macam dampak-dampak yang positif  seperti ketika EW Kelak mau melanjutkan sekolah setelah lulus pasti EW Bisa membeli apa yang dia mau sehingga bisa mengangkat derajat orang tua EW Ketika kelak EW Sudah bekerja dan mapan maka dari itu penting adanya beberapa dorongan dan gambaran yang positif seperti contoh banyaknya anak berprestasi walaupun dengan keadaan yang tidak memadai seperti dalam keadaan serba terbatas dan kurangya bimbingan sosok orang tua tetapi karena kemauan yang tinggi dan niat yang positif karena semua itu harus dimulai dari sendiri focus dan besarnya kemauan untuk menjadi lebih baik,sukses dan memberikan semangat agar EW dapat melanjutkan pendidikanya sesuai dengan harapan orang tua,dan tak lupa pendamping harus selalu mengingatkan EW Utuk selalu menanamkan nilai norma agama dalam kehidupan sehari hari agar EW dapat lebih baik dalam sikap dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.


b.      Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah

Saya melakukan identifikasi permasalahan-permasalahan yang dialami klien yaitu dengan melakukan home visit  dan pendekatakan persuasif saya sebagai pendamping mencoba mengakrabkan diri dengan klien EW  Agar EW Bisa bercerita tentang kenapa dia tidak mau bersekolah lagi. Serta mencari penyebab dia tidak mau sekolah lagi di sekolah nya dulu. Dan mendengarkan semua keluhan yang di alami klien EW
Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan oleh klien berasal dari diri klien yaitu kesadaran diri akan pentingnya pendidikan untuk masa depan, dari keluarga klien yaitu dengan mendorong dan memotivasi Klien EW agar bisa kembali bersekolah lagi dan dari guru klienn yaitu dengan memberikan wawasan serta dukungan moril dan pengetahuan agar klien EW tidak malu untuk bersekolah lagi

c.      Rencana pemecahan masalah

Rencana pemecahan masalah yang dibuat yaitu dilakukan oleh SPV, Pendamping PKH serta Orang Tua.hasilnya yaitu menjalin hubungan dengan klien EW agar lebih akrab dan mudah bercerita dengan santai tanpa adanya intervensi  dalam menceritakan masalahnya, memberikan dorongan yang positif tentang dampak dari melanjutkan dan tidak melanjutkan sekolah, sehingga klien EW bisa menjadi sukes dan membanggakan orangtuanya kelak, memfasilitasi klien EW agar bisa memperoleh fasilitas pendidikan sesuai dengan keinginannya dan memastikan bahwa klien EW diterima kembali sebagai murid disekolah tersebut dan juga mengingatkan kembali klien EW agar mendapat motivasi atau dorongan untuk memulai sekolah lagi. Serta melakukan chek berkala dan pendampingan berkala terhadap orang tua agar terus melakukan pengawasan terhadap Klien EW.

d.      Melaksanakan pemecahan masalah

Pelaksanaan Pemecahan masalah yang dilakukan oleh tiga orang, pihak-pihak yang  yang terlibat anatara lain, SPV, Pendamping PKH, Orangtua. kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan langsung yang berfokus pada pendekatan persuasif  berlangsung kurang lebih selama satu bulan dengan 4 kali kunjungan rutin ke rumah klien EW (Home Visit) dan 1 kali pada pertemuan peningkatan kemampuan keluarga atau P2K2. Kunjungan pertama mencari penyebab masalah yang dialami klien EW, minggu kedua memberi wawasan dan pengetahuan terhadap orang tua dan klien EW, minggu ketiga  melakukan kunjungan terhadap sekolah yang dulu dan bertanya kepada guru penyebab klien EW tidak mau melanjutukan sekolah, minggu ke empat melakukan pengecekan berkala terhadap klien EW agar mau melanjutkan sekolah. 1 kali pertemuan kelompok P2K2 dengan menjelaskan modul 1 pengasuhan dan pendidikan anak. 

e.      Mengevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai

 Setelah melakukan kegiatan, hasil yang dicapai yaitu:

1) Klien EW dapat memahami pentingnya melanjutkan sekolah

2) Klien EW dapat memilih teman yang lebih baik

3) Klien EW termotifasi untuk belajar lebih giat lagi

4) Klien EW Menjadikan pendidikan sebagai hal penting dalam hidupnya

5) Klien EW Mulai bisa berfikir untuk meraih cita-cita

6) Klien EW mengetahui dampak buruk akibat tidak melanjutkan sekolah

7) Klien EW mulai bisa bersikap baik terahadap orang tua

8) Klien EW mulai mendengarkan perkataan orang tua

 

Setelah melakukan kegiatan, hasil yang belum dicapai yaitu:

Belum ada, karena Klien EW berifat kooperatif saat pendampingan serta Klien EW dapat menerima masukan yang telah diberikan


f.      Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah

saya melakukan kegiatan terminasi atau pengakhiran penanganan masalah tentang  Putus Sekolah dalam hal ini klien EW tidak mau melanjutkan sekolah karena pengaruh lingkungan yang buruk serta kurang adanya dukungan dan faktor ekomoni orang tua dengan tujuan agar Klien EW mau melanjutkan sekolah.

Dasar pertimbangan saya melakukan terminasi atau pengakhiran penanganan masalah agar klien tidak tergantung kepada teman-teman nya supaya bisa menjalani hidup yang lebih baik agar bisa membahagiakan orang tua nya kelak. Serta Klien EW dapat hidup secara mandiri baik secara fisik dan emosional serta finansial. Dan menjadikan klien EW pribadi yang lebih baik dari sebelumnya yang mampu menghargai dan menerima masukan atau pendapat orang lain

3.      Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini sekurang-kurangnya 100 kata.

a.      Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/ konsep yang relevan). 

1.  Pengetahuan/ konsep teori komunikasi persuasif dalam penanganan masalah klien EW yang tidak mau melanjutkan sekolah karena pengaruh lingkungan yang buruk.

Dalam  hal ini pengetahuan/konsep teori komunikasi persuasif Yang saya terapkan berupa pendekatan secara intim terhadap klien EW dengan cara mengajak klien EW untuk mengobrol santai dan berkoordinasi masalah apa saja yang membuat klien EW tidak mau melanjutkan sekolah lagi.

 

2.  Pengetahuan/ konsep teori interaksi simbolis dalam penanganan masalah klien EW yang tidak mau melanjutkan sekolah karena pengaruh lingkungan yang buruk

Dalam  hal ini pengetahuan/konsep teori interaksi simbolis Yang saya terapkan berupa berinteraksi dengan orang orang yang berhubungan dengan klien EW dengan cara berinteraksi dengan orang – orang yang terkait maslah ini, dimana setiap orang mempunyai peran dalam mempengaruhi pola pikir klien EW, dalam hal ini orang tua, guru juga lingkungan EW sangat mempengaruhi pola pikir klien agar bisa melanjutkan sekolah lagi.

 

3.  Pengetahuan/ konsep teori psikoanalisa klasik dalam penanganan masalah klien EW yang tidak mau melanjutkan sekolah karena pengaruh lingkungan yang buruk

Dalam  hal ini pengetahuan/konsep teori psikoanalisa klasik Yang saya terapkan berupa menelaah tingkah laku sosial dengan cara mengembalikan struktur kepribadian pasien dengan cara memunculkan kesadaran yang tidak ia sadari sebelumnya. Adapun proses terapi ini berfokus pada pendalaman pengalaman yang dialami pasien saat masih kanak-kanak.


b.      Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 

1.      Saya menggunakan Teknik Diskusi dalam penanganan masalah klien EW yang mau melanjutkan sekolah karena lingkungan yang buruk 

Dalam  hal ini Teknik Diskusi yang saya terapkan berupa komunikasi dengan menggunakan keterampilan berbahasa serta mendengar cerita atau masalah yang di alami oleh klien EW dan melakukan observasi terhadapa apa yang mejadi kendala dalam menangani masalah klien EW.  dengan cara melakukan diskusi dengan klien EW melalui Mencatat semua keluhan dan mengajukan berbagai pertanyaan terkait menangani kasus klien EW menggunakan konsep pertanyaan 5W 1H dimana mengedepankan privasi klien EW. Menyusun topik yang akan di diskusikan dengan klien EW yang menarik serta membuat klien nyaman saat berdiskusi

2.      Saya menggunakan Teknik Informasi dan Nasehat dalam penanganan masalah klien EW yang mau melanjutkan sekolah karena lingkungan yang buruk 

Dalam  hal ini Teknik Memberi Informasi dan Nasehat yang saya terapkan berupa melibatkan berbagai macam aspek antara lain : SPV PKH, Pendamping PKH, Orang Tua Klien EW dengan cara SPV  PKH sebagai tempat rujukan pendamping ketika pendamping mengalami kesulitan pendampingan Yaitu dengan yang mempunyai tugas memberikan wawasan dan informasi terhadap pendamping agar bisa di sampaikan kepada klien EW, Pendamping PKH dan Orang tua memberikan nasehat terhadap klien agar dapat memahami akan pentingnya bersekolah kembali demi meraih kehidupan serta masa depan yang lebih baik kelak

3.      Saya menggunakan Teknik Managemen Konflik dalam penanganan masalah klien EW yang mau melanjutkan sekolah karena lingkungan yang buruk

Dalam  hal ini Teknik Managemen Konflik yang saya terapkan berupa memeneg masalah yang terjadi pada klien EW dengan cara mengendalikan situasi dan kondisi konflik dilapangan dengan menggunakan kemampuan mendengar dan mengarahkan klien yang terlibat konflik untuk bersama-sama membuat alternatif solusi. Dengan menggunakan teknik ini Pendamping dapat mngetahui dasar masalah yang dialami klien EW

 

1 comment:

  1. Mas seperti nya upload artikel di atas kurang menambahkan nilai nilai/ kode etik. Saya minta referensi nya terima kasih sangat bermanfaat dan membantu sekali

    ReplyDelete