A. Deskripsi kasus
1.
Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping PKH. Gambaran
kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang kurangnya 150 kata dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a.
Apa masalahnya
b.
Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c.
Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d.
Mengapa masalah itu terjadi
Klien B berusia 34 tahun adalah seorang yang mengalami permasalahan Menolak Imunisasi Permasalahan yang dialami oleh klien B yaitu dia menolak imunisasi dikarenakan mempermasalahkan kehalalan dari vaksin dan masih ragu akan aman tidaknya pemberian vaksin terhadap anaknya. Permasalahan ini sudah berlangsung selama 1 tahun
Kasus/Permasalahan yang dialami klien B awalnya terjadi pada saat dia mempunyai anak kedua yang mana klien B sudah mulai ragu akan keamanan Vaksin yang diberikan kepada anaknya dan berlangsung selama 1 tahun. Permasalahan ini terjadi di Desa Sumber Dawesari Kecamatan Grati suatu daerah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian serabutan (kuli bangunan) yang rata-rata memiliki penghasilan serta SDM rendah.
Dalam penanganan permasalahaan/kasus klien B ini, pihak-pihak yang terlibat yaitu SPV PKH, Pendamping PKH serta Bdan Desa peran-peran yang ditampilkan oleh pihak pihak terkait yaitu SPV (sebagai tempat rujukan pendamping PKH dalam menangani kasus Klien B), Pendamping PKH (Sebagai Pelaksana bimbingan bagi klien B) Bidan Desa (sebagai penerus atau motivasi yang telah di berikan pendamping pada Klien B)
Latar belakang permasalahan/kasus ini terjadi disebabkan oleh kurangnya kesadaran Klien B akan pentingnya Vaksin terhadap anak untuk mencegah berbagai macam penyakit kelak dia dewasa.
2.
Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing
masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
a. Pendekatanan awal yang dilakukan
Pendekatan awal adalah suatu proses kegiatan penjajagan awal, koordinasi dengan pihak terkait yaitu Klien B, Suami Kien B, Bidan Desa setempat, sosialisasi pelayanan Kesehatan, identifikasi calon klien B, serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan. Yang dilakukan oleh saya berupa pendekatan secara persuasif dimulai dengan home visit atau beratatap muka dengan klien B agar pendamping bisa memberikan masukan arahan pemberdayaan yang baik agar klien dapat mengetahui dampak buruk anak yang tidak mendapatkan vaksin. Mendorong klien B agar mau memberi vaksin anaknya agar tidak terjadi hal yang tidak diingankan kelak dia dewasa nanti supaya menjadi anak yang tumbuh dengan normal dan sehat dengan imunitas yang tinggi
b.
Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah
c.
Rencana pemecahan masalah
Rencana
pemecahan masalah yang dibuat yaitu dilakukan oleh SPV, Pendamping PKH serta
Bidan Desa hasilnya yaitu menjalin hubungan dengan klien B agar lebih akrab dan
mudah bercerita dengan santai tanpa
adanya intervensi dalam
menceritakan masalahnya, memberikan dorongan yang positif tentang dampak dari imunisasi dan tidak imunisasi,
sehingga anak klien B bisa menjadi sehat dan tidak gampang sakit kelak dia
dewasa, memfasilitasi klien B agar bisa memperoleh fasilitas kesehatan sesuai
dengan kebutuhan anaknya dan memastikan bahwa klien B mau memberikan vaksin
atau imunisasi kembali anaknya di posyanduterdekat dan juga mengingatkan
kembali klien B agar mendapat motivasi atau dorongan untuk memulai anaknya
imunisasi lagi. Serta melakukan chek berkala dan pendampingan berkala terhadap Klien
B agar terus melakukan pengawasan terhadap Klien B.
d.
Melaksanakan pemecahan masalah
Pelaksanaan pemecahan masalah
yang dilakukan oleh tiga orang, pihak-pihak yang yang terlibat anatara lain, SPV, Pendamping
PKH, Bidan Desa. Kegiatan yang dilakukan berupa pendampingan langsung yang
berfokus pada pendekatan persuasif
berlangsung kurang lebih selama satu bulan dengan 4 kali kunjungan rutin
ke rumah klien B (Home Visit) dan 1 kali pada pertemuan peningkatan kemampuan
keluarga atau P2K2. Kunjungan pertama mencari penyebab masalah yang dialami
klien B, minggu kedua memberi wawasan dan pengetahuan terhadap suami dan klien
B, minggu ketiga melakukan kunjungan
terhadap puskesmas atau posyandu yang dulu dan bertanya kepada bidan penyebab
klien B tidak mau melanjutuka imunisasi, minggu ke empat melakukan pengecekan
berkala terhadap klien EW agar mau melanjutkan imunisasi. 1 kali pertemuan
kelompok P2K2 dengan menjelaskan modul 1 Kesehatan dan Gizi.
e.
Mengevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai
Setelah melakukan kegiatan, hasil
yang dicapai yaitu:
1) Klien B dapat memahami pentingnya
Imunisasi
2) Klien B dapat memilih tempat
posyandu yang baik bagi anak
3) Klien B termotifasi untuk memberi
imunisasi anaknya
4) Klien B Menjadikan imunisasi
sebagai hal penting dalam kehidupan anaknya
5) Klien B Mulai bisa berfikir
untuk hidup sehat
6) Klien B mengetahui dampak
buruk akibat tidak melanjutkan imunisasi
7) Klien B mulai bisa bersikap
rasional tentang vaksin
8) Klien B mulai mendengarkan
perkataan Bidan
Setelah melakukan kegiatan, hasil
yang belum dicapai yaitu:
Belum ada, karena Klien B berifat
kooperatif saat pendampingan serta Klien B dapat menerima masukan yang telah
diberikan
f.
Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah
saya melakukan
kegiatan terminasi atau pengakhiran penanganan masalah tentang menolak imunisasi dalam hal ini klien B tidak
mau melanjutkan imunisai karena kurangnya pengetahuan tentang vaksin dan
imunisasi serta kurang adanya dukungan suami klien agar tetap melakukan
imuniasi terhadap anaknya.
Dasar
pertimbangan saya melakukan terminasi atau pengakhiran penanganan masalah agar
klien tidak tergantung kepada mitos mitos tentang vaksin yang mana sampai saat
ini maih salah kaprah yang menyebabkan klien B enggan untuk memberikan
imunisasi kepada anaknya. Serta Klien B dapat hidup secara mandiri baik secara
fisik dan emosional serta finansial. Dan menjadikan klien B pribadi yang lebih
baik dari sebelumnya yang mampu menghargai dan menerima masukan atau pendapat
orang lain.
3.
Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah
ini sekurang-kurangnya 100 kata.
a.
Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/ konsep
yang relevan).
1. Pengetahuan/ konsep teori komunikasi persuasif dalam penanganan masalah klien B yang tidak mau
melanjutkan Imuinisasi kepada anaknya akibat kuranganya pengetahua tentang
imunisasi
Dalam hal ini pengetahuan/konsep teori komunikasi
persuasif Yang saya
terapkan berupa pendekatan secara intim terhadap klien B dengan cara mengajak
klien B untuk mengobrol santai dan berkoordinasi masalah apa saja yang membuat
klien B tidak mau melanjutkan imunisasi lai.
2. Pengetahuan/ konsep teori
interaksi simbolis dalam
penanganan masalah klien
B yang tidak mau melanjutkan Imuinisasi kepada anaknya akibat kuranganya
pengetahua tentang imunisasi
Dalam hal ini pengetahuan/konsep teori
interaksi simbolis
Yang saya terapkan berupa berinteraksi dengan orang orang yang berhubungan
dengan klien B dengan cara berinteraksi dengan orang – orang yang terkait
maslah ini, dimana setiap orang mempunyai peran
dalam mempengaruhi pola pikir klien B, dalam hal ini suami, Bidan, juga
lingkungan B sangat mempengaruhi pola pikir klien agar bisa melanjutkan Imunisasi
lagi.
3. Pengetahuan/ konsep teori psikoanalisa klasik dalam penanganan masalah klien B yang tidak mau melanjutkan
Imuinisasi kepada anaknya akibat kuranganya pengetahua tentang imunisasi
b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus
1.
Saya menggunakan
Teknik Diskusi dalam penanganan masalah klien B yang tidak mau melanjutkan imunisasi karena kurangnya
pengetahuan tentang vaksin
Dalam hal ini Teknik Diskusi yang saya terapkan
berupa komunikasi dengan menggunakan keterampilan berbahasa
serta mendengar cerita atau masalah yang di alami oleh klien B dan melakukan
observasi terhadapa apa yang mejadi kendala dalam menangani masalah klien B. dengan
cara melakukan diskusi dengan klien B melalui Mencatat semua keluhan dan
mengajukan berbagai pertanyaan terkait menangani kasus klien B menggunakan
konsep pertanyaan 5W 1H dimana mengedepankan privasi klien B. Menyusun topik
yang akan di diskusikan dengan klien B yang menarik serta membuat klien nyaman
saat berdiskusi
2.
Saya menggunakan
Teknik Memberi Informasi dan Nasehat dalam penanganan masalah klien B yang tidak mau melanjutkan imunisasi karena kurangnya
pengetahuan tentang vaksin
Dalam hal ini Teknik Memberi Informasi dan
Nasehat yang saya terapkan berupa melibatkan
berbagai macam aspek antara lain : SPV PKH, Pendamping PKH, Orang Tua Klien B dengan cara SPV PKH sebagai tempat rujukan pendamping ketika
pendamping mengalami kesulitan pendampingan Yaitu dengan yang mempunyai tugas
memberikan wawasan dan informasi terhadap pendamping agar bisa di sampaikan
kepada klien B, Pendamping PKH dan Bidan Desa memberikan nasehat terhadap
klien agar dapat memahami akan pentingnya Imunisasi bagi kehidupan dan
kesehatan anak klien B kelak dia dewasa nanti serta menjaga imune tubuh anak klien
B
3.
Saya menggunakan
Teknik Diskusi dalam penanganan masalah klien B yang tidak mau melanjutkan imunisasi karena kurangnya
pengetahuan tentang vaksin
Dalam hal ini Teknik Managemen Konflik yang saya
terapkan berupa memeneg masalah yang terjadi pada klien B dengan
cara mengendalikan situasi dan kondisi konflik dilapangan dengan menggunakan
kemampuan mendengar dan mengarahkan klien yang terlibat konflik untuk
bersama-sama membuat alternatif solusi. Dengan menggunakan teknik ini
Pendamping dapat mngetahui dasar masalah yang dialami klien B
b.
Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1
1. Saya menggunakan Nilai nilai/ kode etik Kerahasiaan dalam penanganan masalah tidak mau melanjutkan imunisasi karena kurangnya
pengetahuan tentang vaksin
Dalam hal ini Nilai nilai/ kode etik
Kerahasiaan yang saya terapkan berupa menjaga rahasia apasaja yang ada pada
klien B. Agar klien B lebih leluasa dalam menceritakan masalahnya
2. Saya menggunakan Nilai nilai/ kode etik Kerjasama dalam penanganan
masalah tidak mau
melanjutkan imunisasi karena kurangnya pengetahuan tentang vaksin
Dalam hal ini Nilai nilai/ kode etik
Kerjasama yang saya terapkan berupa saling memberikan info dan nasehat terhadap
klien B agar tidak terjadi kesalah fahaman info tentang vaksin yang diberikan
oleh anaknya
3. Saya menggunakan Nilai nilai/ kode etik Menghargai dalam penanganan
masalah tidak mau
melanjutkan imunisasi karena kurangnya pengetahuan tentang vaksin
Dalam hal ini Nilai nilai/ kode etik
Menghargai yang saya terapkan berupa menghargai apa yang menjadi dasar klien B
untuk mrnolak melakukan imunisasi kepada anaknya
mantul bang, izin copas ya
ReplyDeleteini kSUus dibuat ente? apa copas
ReplyDelete