A. Deskripsi kasus
1. Uraikan kasus/permasalahan yang
anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai Pendamping PKH. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan
sekurang kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a.
Apa masalahnya
b.
Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c.
Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d.
Mengapa masalah itu terjadi
Dalam menangani kasus ini kami melibatkan bidan desa saat pertemuan
kelompok, kader posyandu ketua Ibu PKK
dan didukung saudaranya yang sama menjadi keluarga penerima manfaat PKH.
Menurut pengakuan dan beberapa cerita saudaranya beliau enggan melakukan
kegiatan posyandu karena pernah mendengar dan melihat kejadian di saudara
tetangga desanya; bidan kurang tepat dalam melakukan obat kepada anak yang
berakibat mengalami lebam dan pendarahan hingga kematian, sang SN juga
menuturkan setiap selesai posyandu yang dulu pernah dilakukan anaknya selalu
panas. Dari alasan tersebut ibu SN enggan datang ke posyandu.
2.
Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing
masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
a.
Pendekatan awal yang dilakukan
Untuk
kasus ini pendekatan awal yang pendamping lakukan dengan pendekatan komunikasi
persuasive kepada ibu SN, dengan harapan ibu SN mampu terbuka, mudah untuk
diminta informasi serta kami dapat dengan cepat meyakinkan untuk perubahan yang
lebih baik. Pendekatan persuasif
ini kami anggap sangat efektif karena bahasa dan budaya masih sama sebab lokasi
yang relative dekat dengan domisili pendamping. Dari pendekatan yang kami
lakukan muncul banyak simpatik dari beberapa orang baik pemerintah desa hingga
petugas kesehatan desa juga puskesmas kecamatan.
Pendekatan
yang juga melibatkan banyak
pihak ini dirasa
penting untuk dibangun dengan tujuan; 1), Adanya rasa tanggung jawab bersama
atas setiap masalah social kemasyarakatan,
2). Memunculkan focus dan komitmen bersama dalam jangka panjang untuk mengatasi
masalah yang melalui tugas pokok dan fungsinya masing-masing. 3). Memudahkan
dalam evaluasi pemecahan masalah secara sitematis, karena banyak sumber
penanganan masalah yang dilibatkan.
b.
Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah
Melalui pendekatan persuasive
diatas pendamping social PKH dapat menggali informasi penyebab utama masalah yang
terjadi pada ibu SN. Untuk memastikan informasi yang didapat sudah akurat
pendamping melakukan dengan dua cara, pertama; bertanya langsung kepada
ibu SN terkait kondisi balitanya dengan didahului berbincang tentang bantuan
PKH, kemudian pendamping juga menemui ketua kelompok, dan beberapa kerabat
dekatnya yang sama menjadi pengurus PKH tentang masalah balita ibu SN, yang kami temukan alasan utama penyebab utama
masalah dari kasus ini sama sesuai dengan informasi awal dari ibu SN yaitu
adanya terauma kepada penangan bidan dan informasi-informasi yang beredar bahwa
posyandu kurang baik.
Potensi/sumber yang pendamping manfaatkan untuk menyelesaikan masalah ini dengan model vertical dan horizontal dari sisi KPM, vertical; dengan perangkat desa, pihak puskesmas kecamatan dalam rapat kordinasi, bidan desa dan ketua Ibu PKK desa. Komunikasi horizontal dengan mendekati beberapa saudara yang sama menjadi KPM PKH dan ketua kelompok PKH.
c. Rencana pemecahan masalah
Rencana pemecahan masalah;
pertama, menyusun agenda FDS kelompok yang lebih fokus kepada kesehatan balita,
Kedua, meningkatkan kualitas dan intensitas komunikasi kepada Ibu SN agar ibu
SN merasa tidak tertekan bahkan merasa mendapat perhatian lebih, Ketiga dengan
menjalin komunikasi dan relasi kepada sumber atau potensi yang dapat
dimanfaatkan. Dalam rapat kordinasi tingkat desa dan kecamatan termasuk
puskesmas pendamping meminta agar digalakkan penyuluhan pentingnya posyandu di
desa rejoso kidul, juga meningkatkan kualitas pelayanannya. melakukan sharing program kepada petugas
posyandu dan kader posyandu, pendamping menyusun kartu kontrol posyandu bagi
setiap kpm yang dibawah pendamping, dan pendamping minimal 2 bulan selalu
datang pada saat posyandu dilaksanakan.
d.
Melaksanakan pemecahan masalah
e.
Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai
f.
Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah
Masalah yang pendamping temukan
telah dianggap selesai karena ibu SN telah menunjukkan sikap yang sangat baik,
tanggap serta adanya kesadaran dan kemauan kembali melakukan penjaminan
kesehatan balitanya di posyandu, serta adanya perlakuan yang sangat baik dari
beberapa pihak yang terlibat, tidak kalah penting adanya program khusus dari
bidan dan puskesmas agar tidak terjadi stanting, khususnya direjoso kidul,
program khusus ini berlangsung dengan jangka panjang dan banyak pihak yang terlibat
sebagai upaya control dan dorongan masyarakat lebih tanggap terhadap masalah
kesehatan. Dari banyaknya
program di posyandu desa rejoso kidul membuat masyarakat memahami akan
pentingnya berposyandu dan semakin semarak dating ke posyandu rejoso kidul.
3.
Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah
ini sekurang-kurangnya 100 kata.
a.
Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/ konsep
yang relevan).
Konsep yang digunakan pendamping dalam menangani masalah ini adalah konsep yang dimiliki SDM PKH, yaitu santun integritas dan professional. Pendamping menganggap tiga hal tersebut adalah sari yang bersifat teknis dari beberapa konsep pemecahan masalah, misalnya advokasi, membangun relasi dan komunikasi, hingga penyadaran masyarakat melalui individu masupun kelompok. Santun interitas dan professional merupakan sebuah konsep yang sangat berkaitan erat hingga seperti membuat hasil yang beruntun yang saling menguatkan.
Dasar dari
santun integritas dan professional adalah ketulusan, keikhlasan dan nilai
kemanfaatan. Tiga dasar tersebut juga
akan mengarahkan kepada kerja yang berorientasi pada proses yang terbaik dan
mendekatkan pada hasil yang baik. Tidak hanya pada proses atau hanya pada hasil
yang menjadi tolak ukur namun kedua-duanya. Tiga konsep tersebut juga akan
menjadi penilaian klien akan keseriusan dalam mendampingi.
b.
Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus
c.
Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus
Nilai-nilai
atau kode etik yang kami jaga dalam penangan kasus ini adalah; pertama nilai
kemanfaatan secara umum, maka dalam setiap melangkah pendamping juga mengambil
pelajaran serta memberikan edukasi pada yang lain. Selanjutnya tanpa justifikasi atau menyalahkan,
menyudutkan yang dapat KPM semakin merasa bersalah, minder dan lain sebagainya.
Hal tersebut bahkan akan memunculkan masalah baru. Kemudian kerahasiaan data
person yang harus dilindungi, yang dapat mengakibatkan adanya ketersinggungan,
kemarahan dan permusuhan antar sesama.
Bagi pendamping
menjunjung tinggi akhlaq dan bekerja sesuai tupoksi atau profesionalitas
menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Karena pendamping selalu berhadapan dengan
2 hal mendasar, pertama amanah yang harus dilaksanakan sebaik mingkin dan
interaksi social yang juga akan membantu lancarnya suatu pekerjaan pendampingan
social.
No comments:
Post a Comment